22.1.16

Belum bisa MOVE ON ! (edisi Lagi banyak pikiran)

Seperti permata adalah tujuanmu. Dulu ketika kau baru pertama kali menemukan permata itu, dan permata itu begitu bersinar dengan terangnya kemudian kau menemukan barang yang lainnya juga yang mulai menerpa hidupmu. Bertumpuk. Bertumpuk. dan Bertumpuk. . . akhirnya mulai menenggelamkan permata itu. Barang-barang lainnya itu terus melayang-layang menghalangi sinarnya dalam pandanganku. Sulit untuk bercahaya kembali. Bagaimana. Bagaimana aku bisa menyingkirkan barang-barang lainnya itu agar bisa melihat cahayanya lagi. Agar bisa lurus dan fokus hanya pada permata itu lagi. Bersinar menerangi seluruh pikiranku dan menjalar keseluruh tubuhku.


Lagi banyak pikiran.

Semuanya gara-gara hari ini. Oh ya ampun aku tidak boleh menyalahkan apapun. Jadi entahlah ini gara-gara apa, siapa, aku tidak tahu. Yang jelas hari ini telah membuatku memikirkan banyak hal. Sudah banyak dan makin banyak. Saking banyaknya lagi-lagi aku selalu menghela nafas dan bergumam.

Hari ini. Setelah mengikuti seminar tentang bahwa inovasi adalah hal yang harus dipertanyakan. ah entahlah apa yang dibicarakan oleh orang itu. Namun aku menangkap satu hal bahwa kita harus sering bertanya bahkan dalam hal sepele sekalipun. Karna bisa jadi permasalahan kita akan ada jawabannya dari pertanyaan kita itu. Dalam bahasa inggris ada yang namanya 'Asking dan Question'. Pertanyaan yang jawabannya sebenarnya sudah kita tahu, itu adalah Question. Seperti 'buat apa kita hidup'. 'siapa saya' dan hal-hal semacam itu yang kita sebagian besar sudah tahu jawabannya. Tapi hal itu memang harus kita pikirkan. Jadi akupun mulai bertanya-tanya dalam kepalaku tentang apapun. Dan itu malah membuatku pusing.

Hari ini. Mengapa aku begitu canggung dengannya. Ini teman sekelasku. Memang lumayan cukup lama tidak mengobrol berdua. Tapi aku tidak menyangka akan kembali seperti suasana baru kenalan. Aku mulai memikirkan banyak hal agar tidak begitu awkward dan mencoba untuk biasa saja atau sewajarnya dengan rentetan pertanyaan layaknya interview dan dia menjawab sesuai dengan pertanyaan-pertanyaanku. Tapi ternyata sulit. Entah memang suasana hatinya yang sedang banyak pikiran juga atau bagaimana. Dan aku memikirkannya sepanjang hari ini ketika bersamanya.

Hari ini. Rencanaku tidak sesuai. Aku mulai memikirkan bagaimana aku mengatur jadwalku untuk rencanaku hari ini. Karena besok aku memiliki rencanaku yang lain.

Hari ini. Aku ke kampus jurusan idamanku. Keinginanku untuk kuliah disini belum juga move on. Membicarakan masa depan membuatku memikirkan masa lalu dan masa ini. Berandai-andai. Apabila. Jika saja. Atau mungkinkah. Membuatku terus berpikir. Akan seperti apa masa depanku nanti. Aku memang sudah memikirkannya dan mulai membuat strategi dan mempolakannya. Tapi kemudian aku bertanya mengapa aku belum berubah juga. Apa yang membuatnya lama. Apa yang membuatku begitu sulit. Apa sebenarnya yang salah dan harus bagaimana aku. Kalau dipikir-pikir tidak ada yang sulit. Tapi aku pikir-pikir lagi kenapa begitu susah. Aku mulai takut pada perubahan pikiranku itu sendiri. Katanya malas itu bisa memicu kesuksesan. Ada yang bilang seperti itu padaku dan aku mulai memikirkannya. Lagi. Lagi. dan Lagi.

Dan yang aku pikirkan hanya itu-itu saja menurutku. Dari dulu. dulu hingga sekarang. Apakah aku akan memikirkan hal-hal itu terus ? Lalu kapan aku akan memikirkan hal yang berbeda ? dengan suasana yang berbeda !

Hari ini. Mendengarkannya. Bahwa kita harus sering bertanya agar dapat menciptakan inovasi. Entah karna aku tersihir dengan kata-katanya atau aku terlalu memikirkan kata-katanya 'apakah iya?' aku jadi mulai bertanya-tanya dan itu membuatku banyak berpikir. berpikir. dan terus berpikir. . .